Sabtu, 27 Februari 2016

Road to Boti, NTT

Niki Niki , Niki Niki ayoo cepaatt

begitulah terdengar teriakan sopir Oto di terminal Soe, NTT
sayapun bertanya kepada Ojek motor yang saya tumpangi,
 " kaka, apa benar ini oto menuju Oinlasi juga ? "
"  iya benar kaka nona, sebentar saya pastikan lagi dengan bapak sopir "
lalu driver ojek yan saya tumpangi berbicara dengan sopir oto tersebut dan menjelaskan bahwa saya akan turun di Oinlasi, desa terdekat untuk menuju Boti

tidak lama kemudian, oto kuning yang akan mengantar saya ke Oinlasi pun jalan.
tidak ada yang istimewa sepanjang perjalanan, saya yang mendapat kursi di bagian belakang pun segera mencari posisi se PW PW nya ( Posisi Wenaakk )

sepuluh menit melaju meinggalkan terminal Soe, beberapa pemuda di sebelah saya pun mulai membuka pembicaraan.
" mau kemana nona ? "
" saya mau ke Boti Dalam kaka, kaka sendiri mau kemana ?"
" kami mau pulang ke rumah, di Kefa. Nona sendiri saja mau ke Boti ? Tidak takut ? "
" hehe saya sendiri saja kaka, takut ? emang ada apa disana kaka ? menyeramkan kah ?"
mereka pun terdiam tanpa bicara sampai pada akhirnya sayapun tertidur.

satu jam berlalu...
jalanan mulai terasa mengasyikkan, jalan bolong bolong khas pedalaman mulai terasa,sehingga tidurku mulai terganggu. namun sepertinya ini bukan hal yang luar biasa bagi mereka.
bapak sopir oto pun dengan santainya memacu gaspol APV yang di kendarainya.
saya pun mencoba melanjutkan tidur yang tertunda hihi, mata masih berat dan kepala terguncag guncang sunguh bukan suatu waktu yang nyaman untuk melanjutkan tidur.
sampe pada akhirnya oto pun berhenti di sebuah daerah yang gersang, dan saya pun bertanya kepada bapak sopir.
" bapak, sudah sampai mana kita ?"
" oh ini sudah di Oinlasi, nona.. nona bisa turun disini "
si bapak pun berteriak Boti Boti tolong antar nona ini ke Boti
saya pun turun dari oto dengan menyerakan selembar uang dua puluh ribuan untuk membayar ongkos oto.
seturun nya saya dari oto, perasaan saya berkecamuk karena dikerumuni 8 rang laki laki berbadan besar yang tak lain adalah tukang ojek. Namun mereka perlahan mundur ketika saya mengutarakana ingin minta diantar ke Boti dalam.
entah kenapa, hanya satu yang bersedia mengantar saya kesana.
Dari harga yang dia lontarkan saya pun langsung menyetujuinya tanpa menawar.
kenapa ? karena harga yang dia minta jauh dibawah harga referensi yang saya dapatkan dari sharing dengan teman beberapa hari lalu.
Pak Anto, inilah nama tukang ojek yang akan mengantar saya dari Pasar Oinlasi menuju Boti dalam..
sebelum berangkat sayapu tak lupa untuk membeli barang wajib yang harus dibawa ketika mengunjungi kediaman seseorang yaitu SIRIH PINANG.
Pak Anto pun mengantar saya menuju kios yang menjual sirih, pinang, kapur dan tembakau. Lalu melanjutkan ke Pertamini untuk membeli bahan bakar sepeda motornya.

satu jam setengah adalah waktu yang kami lalui untuk sampai di pintu gerbang Kerajaan Boti dalam.


Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli Pulau Timor, Atoni Metu. Wilayah Boti terletak sekitar 40 km dari kota kabupaten Timor Tengah Selatan, So’e. Secara administratif kini menjadi desa Boti kecamatan Kie. Karena letaknya yang sulit dicapai di tengah pegunungan, desa Boti seakan tertutup dari peradaban modern dan perkembangan zaman. Suku ini memiliki bahasa Dawan sebagai bahasa daerahnya. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar